Tim ganda putra bulu tangkis Indonesia pulang dari Kejuaraan Bulutangkis Asia 2025 dengan membawa sejumlah pekerjaan rumah. Meskipun menurunkan empat pasangan elit, prestasi terbaik yang diraih hanyalah medali perunggu. Hasil ini jauh dari harapan, mengingat kualitas dan pengalaman para pemain.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, dan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, bersama pasangan non-Pelatnas Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, berjuang keras. Namun, Fajar/Rian dan Fikri/Daniel gugur di perempat final. Leo/Bagas, yang berhasil mencapai semifinal, akhirnya harus mengakui keunggulan Chen Bo Yang/Liu Yi dengan skor 21-13, 18-21, 12-21.
Analisis Pelatih dan Pekerjaan Rumah Menuju Piala Sudirman 2025
Pelatih ganda putra, Antonius Budi Ariantho, mengungkapkan beberapa catatan penting yang perlu segera diperbaiki. Waktu persiapan menuju Piala Sudirman 2025 sangat singkat, kurang dari dua minggu. Hal ini semakin mendesak perlunya evaluasi dan peningkatan performa.
“Evaluasi dari beberapa bulan turnamen yang diikuti, untuk Leo/Bagas dan Fikri/Daniel itu yang perlu ditambah adalah power dan kekuatan ketahanan,” ujar Antonius. Ia menekankan perlunya kombinasi kekuatan saat menyerang dan bertahan, serta ketahanan fisik yang prima.
Antonius menjelaskan bahwa intensitas pertandingan ganda putra sangat tinggi sejak babak awal. Para pemain membutuhkan daya tahan yang luar biasa untuk menghadapi setiap laga. “Di ganda putra lawan dari babak 32 besar sudah seimbang semua, ini pasti menguras tenaga. Jadi persiapan ke depan harus lebih dimaksimalkan lagi,” tambahnya.
Kekurangan Teknis dan Strategi yang Perlu Diperbaiki
Selain kekuatan fisik, Antonius juga menyoroti aspek teknis, terutama pertahanan. Ia menilai perlu peningkatan kemampuan defensif, terutama dalam menghadapi servis lambat. “Teknik dari sisi defensif harus ditingkatkan lagi, power harus lebih dikeluarkan apalagi dengan laju shuttlecock yang lambat seperti di sini, harus punya cara mengantisipasinya,” jelasnya.
Fajar/Rian, sebagai pasangan senior dan berpengalaman, juga mendapat perhatian khusus dari pelatih. Antonius telah berdiskusi dengan mereka mengenai pola permainan yang sudah mudah diantisipasi lawan. “Khusus Fajar/Rian yang sudah senior dan berpengalaman, saya sudah bicara juga dengan mereka. Ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki,” kata Antonius.
“Dari pola permainan mereka harus punya variasi lain, jangan selalu mengandalkan kecepatan. Cari celah dengan bertahan dulu misalnya, lalu ada kesempatan baru menyerang. Ini menjadi PR saya untuk Fajar/Rian,” tegasnya. Perubahan strategi dan variasi serangan menjadi kunci untuk meningkatkan performa mereka.
Tantangan Waktu dan Strategi Menuju Piala Sudirman
Dengan waktu persiapan yang sangat terbatas menuju Piala Sudirman 2025, yaitu hanya 10 hari, Antonius menekankan pentingnya memaksimalkan waktu yang ada untuk memperbaiki kekurangan. Semua pemain harus fokus dan disiplin dalam berlatih.
Tantangan utama bagi tim ganda putra Indonesia adalah meningkatkan power, stamina, dan variasi strategi. Mereka harus mampu menghadapi lawan-lawan kuat dengan performa terbaik. Sukses di Piala Sudirman 2025 bergantung pada kemampuan mereka untuk mengatasi semua kekurangan yang telah diidentifikasi.
Kesuksesan di Piala Sudirman 2025 membutuhkan kerja keras, fokus, dan strategi yang tepat. Semoga tim ganda putra Indonesia dapat mengatasi semua tantangan dan meraih hasil maksimal.
Leave a Reply